cover
Contact Name
Zaqlul Iqbal, STP, M.Si
Contact Email
zaqluliqbal@ub.ac.id
Phone
+62341580106
Journal Mail Official
-
Editorial Address
Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya Jl. Veteran, Malang, 65145
Location
Kota malang,
Jawa timur
INDONESIA
Jurnal Keteknikan Pertanian Tropis dan Biosistem
Published by Universitas Brawijaya
ISSN : -     EISSN : 2656243X     DOI : https://doi.org/10.21776/ub.jkptb
Jurnal Keteknikan Pertanian Tropis dan Biosistem (JKPTB) (ISSN: 2656-243X) has published the state-of-art articles which focus on both fundamental studies and applied engineering including Power and Agricultural Machinery, Mechatronics and Agro-industrial Machinery, Food and Post-Harvest Technology and Soil and Water Engineering. By providing an update issue and current topic in agricultural technology field, JKPTB becomes the reference for many scientist and stakeholders who work on Agricultural Engineering
Articles 9 Documents
Search results for , issue "Vol 6, No 3 (2018)" : 9 Documents clear
OPTIMASI NILAI RENDEMEN DALAM PEMBUATAN VIRGIN COCONUT OIL (VCO) MENGGUNAKAN PEMANASAN SUHU RENDAH DAN KECEPATAN SENTRIFUGASI DENGAN RESPONSE SURFACE METHODOLOGY (RSM) Aziz Fathur R; Yusuf Hendrawan; Shinta Rosalia Dewi
Jurnal Keteknikan Pertanian Tropis dan Biosistem Vol 6, No 3 (2018)
Publisher : Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (409.195 KB)

Abstract

Salah satu produk turunan dari kelapa adalah Virgin Coconut Oil (VCO) yang pada masyarakat umum lebih dikenal dengan minyak kelapa murni. Penelitian ini ditujukan untuk menentukan nilai optimal suhu pemanasan dan kecepatan putaran centrifuge untuk menghasilkan nilai rendemen dari pembuatan Virgin Coconut Oil (VCO) yang paling baik dengan menggunakan Response Surface Methodology (RSM). Penelitian dilakukan berdasarkan rancangan Central Composite Design (CCD) pada aplikasi Design Expert trial 7.0.0. Didalam rancangan CCD, dimasukkan faktor kecepatan sentrifugasi dengan level rendah yaitu 4000 rpm dan level tinggi yaitu 6000 rpm. Sedangkan untuk faktor suhu, level rendah bernilai 40°C dan level tinggi 60°C. CCD akan mengatur penelitian menjadi 13 kali percobaan. Selanjutnya, dimasukkan 13 hasil yaitu rendemen VCO sebagai respon. Kemudian didapatkan model yang disarankan berupa model kuadratik. Solusi optimal berdasarkan RSM yaitu pada kecepatan sentrifugasi 6000 rpm dan suhu 52,890°C, menghasilkan rendemen sebesar 67,2878% dengan nilai desirability sebesar 0,991. Berdasarkan solusi optimal yang telah didapatkan, dilakukan uji validasi faktor tersebut berdasarkan solusi optimal yang telah diberikan. Dilakukan tiga kali pengujian dengan hasil rendemen VCO rata-rata sebesar 67,22%. Tingkat kesalahan pada pengujian ini yaitu sebesar 0,1007% sehingga bisa dikatakan pengujian ini valid karena nilai tersebut masih dibawah batas kesalahan yang dapat diterima, yaitu 5%.
PENGARUH SUHU DAN KETEBALAN IRISAN BAWANG MERAH TERHADAP MUTU FISIK DAN KIMIA BAWANG GORENG DENGAN MENGGUNAKAN VAKUM FRYING Yusuf Hendrawan; Bambang Susilo; Ronald Nelson Krakuko
Jurnal Keteknikan Pertanian Tropis dan Biosistem Vol 6, No 3 (2018)
Publisher : Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (456.293 KB)

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah menganalisis pengaruh suhu terhadap sifat fisik dan kimia bawang goreng dengan penggorengan vakum, yaitu menganalisis pengaruh ketebalan irisan bawang merah terhadap sifat fisik dan kimia bawang goreng dengan penggorengan vakum. Perbedaan ketebalan irisan bawang merah dan suhu penggorengan tidak memberikan pengaruh nyata terhadap rendemen, kadar air dan kadar lemak bawang goreng, sedangkan pada warna berpengaruh nyata. Rendemen yang dihasilkan 16-24,8 %, kadar air 8,66-13% dan kadar lemak 38,04%-59%. Nilai warna yang dihasilkan berkisar dari nilai (L*=39,3, a*=20,8, b*=8,9) hingga (L*=53, a*=19,5, b*=9,2). Semakin tebal irisan suatu bahan maka semakin lama tingkat waktu penggorengan yang dibutuhkan. Lama waktu penggorengan juga dipenggaruhi oleh suhu penggorengan, semakin tinggi suhu penggorengan maka waktu penggorengan yang diperlukan semakin sedikit. Waktu penggorengan terlama terdapat pada perlakuan ketebalan irisan 5 mm dengan suhu 750C dimana waktu penggorengan 65 menit. Waktu penggorengan tercepat  terdapat pada perlakuan ketebalan irsan 1 mm dengan suhu penggorengan 850 C dimana waktu penggorengan 30 menit
PENGARUH MEDAN ELEKTROMAGNETIK DAN PENAMBAHAN LIMBAH TEH (Fluf) PADA MEDIA TANAM JAMUR TERHADAP LAJU PERTUMBUHAN JAMUR TIRAM (Pleurotus Ostreatus) Arif Suryo Nugroho; Gunomo Djoyowasito; Musthofa Lutfi; Ary Musthofa Ahmad
Jurnal Keteknikan Pertanian Tropis dan Biosistem Vol 6, No 3 (2018)
Publisher : Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (354.329 KB)

Abstract

Jamur tiram (pleurotus ostreatus) merupakan salah satu jamur yang mempunyai banyak manfaat diantaranya dimanfaatkan untuk olahan makanan dan obat obatan herbal. Jamur tiram dapat tumbuh dan berkembang pada suhu 220C-280C dan pada kelembapan 80%-90% dengan intensitas cahaya 10%. Jamur tiram merupakan salah satu pendegradasi lignin aktif yang dapat tumbuh di berbagai media seperti serbuk gergaji, ampas tebu, limbah daun teh dan limbah pertanian yang mengandung lignin selulosa. Limbah pada industri teh (fluf) mengandung serat kasar selulosa dan lignin yang dapat digunakan sebagai bahan media tanam jamur. Medan elektromagnetik adalah suatu metode untuk meningkatkan laju pertumbuhan pada tanaman, metode ini merupakan alternatif aditif yang dapat mengurangi toksin bahan baku dan meningkatkan keamanan pangan. Medan magnet yang diberikan dapat membuat unsur paramagnetik dan feromagnetik seprti Fe, Ca, Na, serta K dapat semakin tertarik masuk untuk mengaktifkan enzim-enzim yang dibutuhkan oleh sel-sel pada jamur. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan 4 kali pengulangan dan 2 faktorial, faktor pertama yaitu penambhan media tanam menggunakan limbah industri teh (fluf) dengan serbuk gergaji yaitu 0%, 25%, 50%. Dan faktor yang kedua adalah lama pemaparan medan elektromagnetik selama 30 menit, 60 menit dan 90 menit dengan pemaparan sebesar 0.8 mT. Pertumbuhan jamur tiram yang diamati meliputi tinggi miselium, diameter tudung, jumlah tudung,dan massa jamur waktu panen. Pada penelitian kali ini penambahan teh 0% adalah penambahan media tanam terbaik, hal ini disebabkan karena nutrisi dari serbuk gergaji memiliki nutrisi yang lebih baik dibandingkan dengan nutrisi pada limbah teh, karena limbah industri teh yang ada di pabrik tidak semuanya terdekomposisi. Sedangkan pemaparan medan magnet 90 menit adalah pemaparan terbaik jika dilihat dari parameter pengukuran massa jamur tiram.
Analisis Tata Letak Fasiltas Produksi Stasiun Gilingan Di Perusahaan PT. PG Krebet Baru, Malang, Jawa Timur Wachid Rahmanjaya; Musthofa Lutfi; Yusuf Hendrawan
Jurnal Keteknikan Pertanian Tropis dan Biosistem Vol 6, No 3 (2018)
Publisher : Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (289.841 KB)

Abstract

PT. PG Krebet Baru merupakan industri gula yang harus meningkatkan produktivitasnya, maka dari itu perancangan ulang tata letak adalah salah satu pilihan strategis untuk memenuhi kebutuhan gula nasional. Karena proses pengolahan produk gula tebu memiliki tahap pada setiap stasiun kerja yang sangat kompleks, maka pada pada penelitian ini, perancangan tata letak difokuskan pada bagian stasiun gilingan yang terdiri dari beberapa mesin-mesin produksi. Selain itu, pada stasiun ini memiliki rendemen produk yang sangat rendah, artinya banyak penyusutan produk akibat nira tebu yang hilang. Pertama, analisis kuantitatif aliran bahan diukur berdasarkan kuantitas material yang dipindahkan. Selanjutnya, hasil analisis tersebut digunakan sebagai input dalam software differential evolution for facility layout. Ini memberikan analisis mengenai desain tata letak yang efesien, karena mengutamakan aspek kuantitas seperti material handling, jarak and stasiun. Untuk mengevaluasi tata letak yang diusulkan, pengukuran jarak tempuh diterapkan. Dalam penelitian ini, perancangan ulang tata letak stasiun gilingan menunjukkan hasil yang lebih baik dibandingkan tata letak yang diterapkan saat ini, yakni terjadi penurunan jarak tempuh antar bidang kerja sebesar 42.797 m dari jarak tempuh awal yang sejauh 89.32 m. Hal tersebut dikarenakan semua bidang kerja didekatkan sesuai dengan alur proses produksi. Jika jarak tempuh semakin pendek maka ini akan berbanding lurus dengan biaya penanganan bahan yang semakin kecil. Selain itu juga waktu proses produksi yang semakin singkat.
ANALISIS PERUBAHAN L A* B* PADA LABEL INDIKATOR BERBASIS ANTOSIANIN DAUN BAYAM MERAH (ALTERNANTHERA AMOENA VOSS.) VARIETAS RED LEAF Yuliani Widiastutik; Musthofa Lutfi; Bambang Susilo
Jurnal Keteknikan Pertanian Tropis dan Biosistem Vol 6, No 3 (2018)
Publisher : Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (127.261 KB)

Abstract

Berdasarkan penelitian, pewarna bayam merah dengan kadar total antosianin 77.647 mg/L sebagai warna indikator, dapat dipergunakan sebagai pewarna indikator dengan metode perendaman dengan volume terbaik yang digunakan untuk perendaman film adalah 0.8 ml per 4 cm2. Film indikator dengan pewarna alami akan merespon melalui perubahan warna terhadap suhu penyimpanan. Pada suhu ruang nilai L semakin besar selama penyimpanan sedangkan nilai a* dan b* cenderung mengalami penurunan, sedangkan pada suhu refrigerator nilai L, a*, b* cenderung mengalami penurunan. Pada suhu freezer nilai L cenderung mengalami penurunan, sedangkan nilai a* dan b* cenderung meningkat
DESAIN DAN PENGUJIAN ALAT ADSORPSI LIMBAH CAIR BATIK TULIS DENGAN VARIASI WAKTU DETENSI DAN KOMPOSISI ZEOLIT KOLOM ADSORPSI Musthofa Lutfi; Rini Yulianingsih; Ma'rifatika Muslikha
Jurnal Keteknikan Pertanian Tropis dan Biosistem Vol 6, No 3 (2018)
Publisher : Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (193.308 KB)

Abstract

Peningkatan produksi industri batik nasional diikuti oleh peningkatan hasil limbah yang semakin memperburuk masalah lingkungan. Industri batik menghasilkan limbah cair yang sangat besar dan kompleks karena proses produksinya menghasilkan bermacam-macam air limbah. Sehingga, penelitian untuk pengolah limbah batik menjadi sangat mendesak agar industri dapat berjalan namun tetap memperhatikan aspek lingkungan. Pada penelitian ini dilakukan penelitian pengujian kesesuaian alat adsorpsi limbah cair batik dengan variasi ukuran zeolit dan variasi waktu kontak, hal tersebut dilakukan untuk mengetahui performansi alat dengan variasi waktu detensi dan komposisi zeolit kolom adsorpsi yang paling efisien untuk mengurangi pencemaran lingkungan akibat limbah cair tersebut. Penelitian ini menggunakan rancangan percobaan Faktorial Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktorial yang terdiri dari 2 faktor yaitu faktor A variasi waktu detensi yang terdiri dari 3 taraf  yaitu selama 90 menit, 120 menit, 150 menit dan faktor B komposisi zeolit kolom adsorpsi yang terdiri dari 3 taraf yaitu 4 kolom dengan zeolit 5 mesh, 4 kolom dengan zeolit 20 mesh, 2 kolom 5 mesh dan 2 kolom 20 mesh. Sehingga diperoleh 9 kombinasi perlakuan masing-masing diulang sebanyak 3 kali. Kemudian dianalisa dengan ANOVA (Analysis of Variance). Dan dilanjutkan dengan Uji Beda Nyata Terkecil (BNT). Hasil terbaik diperoleh pada perlakuan yang menggunakan waktu detensi terlama dan ukuran zeolit 5 mesh yaitu kekeruhan 82 Ntu, TDS 28mg/l. Sedangkan untuk kadar COD terbaik yang meng-gunakan waktu detensi terlama dengan zeolit 20 mesh yaitu 300mg/l.
RANCANG BANGUN QUADCOPTER SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN TEKNOLOGI DALAM PENGAMBILAN DATA LUAS PERMUKAAN LAHAN PERTANIAN Puguh Sudarsono; Yusuf Hendrawan; Ary Musthofa Ahmad
Jurnal Keteknikan Pertanian Tropis dan Biosistem Vol 6, No 3 (2018)
Publisher : Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (602.475 KB)

Abstract

Peningkatan teknologi di bidang pertanian perlu dilakukan agar kegiatan- kegiatan pertanian dapat dilakukan dengan lebih efisien. Salah satu teknologi yang perlu dikembangkan adalah  pengindraan jarak jauh. Pengindraan jarak jauh dimana quadcopter dilengkapi oleh kamera  sebagai instrumennya, berfungsi untuk memperoleh data citra permukaan lahan pertanian. Hasil pengukuran akan divalidasi, sehingga akan sama seperti di lapang. Adapun kelebihan menggunakan teknologi pengindraan jarak jauh di banding cara manual antara lain : efisiensi waktu, pemantauan dapat dilakukan kapan saja, dan dapat digunakan untuk pengukuran lahan yg tidak rata seperti di daerah pegunungan. Berdasarkan permasalahan tersebut, dibutuhkan metode penelitian yang harus dilakukan meliputi : perancangan mekanik, perancangan elektronika, pengujian rancangan, perancangan algoritma, dan pengujian kinerja alat. Hasil penelitian yang diperoleh yaitu data citra pertama dilakukan dengan ketinggian 639,9 meter. Luas area yang diukur dengan pita ukur seluas 270,73 m2 didapatkan luas pengukuran dengan mesin vision seluas 270,99 m2 sehingga didapatkan nilai kesalahan pengukuran pertama adalah 0,09%. Pengujian kedua dengan luas area 555,06 m2 didapatkan luas pengukuran area mesin vision seluas 554,77 m2 dengan  ketinggian dari situ dapat dihitung tingkat kesalahan pengukuran nya adalah 0,05%
EKSTRAKSI POLIFENOL DAN FLAVONOID DARI TANAMAN SARANG SEMUT (MYRMECODIA PENDANS) DENGAN PRETREATMENT OHMIC HEATING Sri Handayani Nofiyanti; Bambang Susilo; Anang Lastriyanto
Jurnal Keteknikan Pertanian Tropis dan Biosistem Vol 6, No 3 (2018)
Publisher : Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (294.555 KB)

Abstract

Sarang semut (Myrmecodia pendans) merupakan tanaman obat terkenal di Papua yang berpotensi mengobati beragam penyakit. Untuk mendapatkan zat fenolik pada tanaman Sarang Semut, maka harus dilakukan ekstraksi agar mendapatkan hasil yang murni. Proses ekstraksi senyawa fenolik dapat dimodifikasi dengan metode yang saat ini mulai berkembang yakni  teknologi Ohmic Heating yang memanfaatkan nilai hambatan pada bahan untuk menghasilkan panas internal. Teknologi ini memiliki kelebihan diantaranya meminimalisir penggunaan pelarut dan panas yang dihasilkan dapat merata pada bahan, proses yang cepat sehingga meminimalisir kerusakan pigmen dan vitamin. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui total kandungan senyawa aktif pada kandungan polifenol dan flavonoid serta rendemen yang dihasilkan dari ekstrak.  Sarang Semut dengan metode Ohmic Heating. Pada penelitian ini dilakukan ekstraksi dari tanaman Sarang Semut yang merupakan tanaman endemik Papua dengan menggunakan metode Ohmic Heating. Penelitian ini menggunakan variasi tegangan yang terdiri dari 3 level (220 V, 275 V, dan 330 V) dan variasi waktu ekstrak yang terdiri dari 3 level (90 detik, 180 detik, dan 270 detik). Ekstrak yang dihasilkan akan diuji total flavonoid dan total fenol dengan menggunakan Spektrofotometer. Semakin besar tegangan yang digunakan dalam proses pretreatment ekstraksi dengan menggunakan ohmic heating, maka waktu yang dibutuhkan untuk mencapai suhu setting point semakin singkat. Waktu tersingkat terdapat pada perlakuan tegangan 330V dengan waktu 17 detik dan menghasilkan arus terbesar dengan rata-rata yakni 4,17A. Hasil ekstraksi menggunakan ohmic heating didapatkan kadar polifenol dan rendemen tertinggi pada tegangan 330V dengan holding time 180 detiksebesar 437,052 mg GAE/g ekstrak dan 69,08%. Sedangkan nilai total flavonoid terbaik terdapat pada perlakuan tegangan 330V dengan holding time 270 detik sebesar 119,529 mgQE/g esktrak.
ANALISIS KUALITAS YOGHURT SANTAN DENGAN PENAMBAHAN EKSTRAK BUAH TROPIS PADA VARIASI SUHU INKUBASI Riana, Eki; Hendrawan, Yusuf; Hawa, La Choviya
Jurnal Keteknikan Pertanian Tropis dan Biosistem Vol 6, No 3 (2018)
Publisher : Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (199.082 KB)

Abstract

Yogurt adalah susu asam berbahan baku dari susu hewani yang dihasilkan dari proses fermentasi susu oleh campuran bakteri asam laktat. Pembuatan yogurt menggunakan bahan baku susu hewani memiliki beberapa kelemahan yaitu harga yang relatif mahal, dan bagi beberapa orang susu hewani dapat menyebabkan terjadinya Lactose intolerance dan protein intolerance. Santan kelapa dipilih sebagai salah satu substitusi bahan baku yogurt karena memiliki warna dan kekentalan yang mirip dengan susu sapi full cream. Nutrisi yang terkandung dalam santan kelapa juga sesuai bagi pertumbuhan bakteri asam laktat.Penelitian ini menggunakan metode penelitian Rancangan Acak Kelompok dua faktorial, yaitu penambahan ekstrak buah lokal (naga, nanas dan jeruk manis) dan suhu inkubasi (400C, 450C dan 500C). Hasil dari perlakuan tersebut kemudian diuji karakteristik fisik viskositas dan kadar air, kerakteristik kimia yaitu pH, kadar lemak dan vitamin C serta karakteristik mikrobiologi yaitu total BAL. Data yang diperoleh kemudian dianalisa menggunakan analisis sidik ragam Two- Way ANOVA. Berdasarkan penelitian tersebut diketahui bahwa penambahan ekstrak buah lokal dan suhu inkubasi tidak berbeda nyata terhadap nilai viskositas, kadar air, pH, kadar lemak, vitamin C dan total BAL. Nilai viskositas tertinggi terdapat pada perlakuan penambahan ekstrak buah naga dengan suhu inkubasi 40°C sebesar 108.33 cP Sedangkan kadar air terendah terdapat pada yoghurt dengan pemberian ekstrak buah naga dengan temperatur inkubasi 40°C yaitu 44.00%. Sedangkan nilai tertinggi pH sebesar 4,06 pada pemberian ekstrak buah naga dengan suhu 50°C. Nilai kadar lemak terendah terdapat pada perlakuan penambahan jeruk manis dengan suhu 50°C sebesar 3,27% dan Kandungan vitamin C terbanyak terdapat pada penambahan ekstrak buah naga dengan temperatur inkubasi 45°C sebesar 8,56ppm. Nilai tertinggi total bakteri asam laktat (BAL) yang dihasilkan terdapat pada yoghurt dengan pemberian ekstrak buah naga dengan temperatur inkubasi 40°C sebesar 90.67x105 CFU/g.

Page 1 of 1 | Total Record : 9